Selasa, 23 Maret 2010

Tidak Punya Pacar , Tidak Usah Risau

Siapa bilang pacaran wajib dimasa muda? Bohong itu. Semestinya,kita kaum muda yang nggak pernah dipacarin,ditembaki n,disenengin, dinikmatin tanpa hak,perlu bersyukur dan bahagia. Kenapa? Karena banyak waktu yang diberikan Tuhan untuk mempersiapkan diri menjadi para muda yang banyak peran bagi dirinya dan bagi orang lain. Nggak masalah kok kalian hengkang dari aktifitas pacaran.Nggak akan ada ruginya.

Anak-anak muda yang banyak aktifitas,keinginan pacarannya juga rendah.Nafsu sexnya terkendali dengan banyak melakukan kegiatan positif yang membangun karakternya.
Kalau masa itu kita melakukan dua hal yang terpenting yaitu :Memilih teman yang baik dan melakukan aktifitas yang bermanfaat.

Kalau melakukan aktifitas yang bermanfaat bukanlah bicara melalui handphone sampai larut malam.telinga sampai panas dan tidur terganggu hanya untuk kepuasaan sesaat.
Itu sama saja membunuh diri sendiri secara pelan-pelan. Akibatnya bisa flu besoknya,dan bila anda batuk akan menular kepada keluarga atau teman dekat saudara.Dampaknya pasti negatif.

Friend,kalau dipikir-pikir, coba kita paksakan pacaran.Ini bisa memperpendek masa sendiri kita dengan mengambil beban yang sebenarnya belum waktunya.Misalnya, kita musti ngeluarin duit setiap kali apel,padahal masih minta ortu,Stress mikirin bila pacar ngambek.Itu sama dengan menghambat revolusi. Makanya perbanyak bergaul dengan teman-teman yang masa mudanya banyak berkarya.

Semboyan yang mengataka :Kecil dimanja, muda hura-hura,tua kaya raya,mati masuk surga.Itu mah sudah kuno,nggak zamannya lagi.Sudah nggak jzamannya orang muda ngelamun saja dikamar,dengarin lagu-lagu cengeng,nggak mau ngapa-ngapain atau ngurung diri. cuma gara-gara putus sama si doi. Buatlah diri kita menjadi bahagia bukan hanya having Fun. Tua itu biasa,tapi dewasa itu pilihan.Hidup itu biasa,tapi hidup mulia adalah pilihan.Itu nasehat seorang yang bijak.

Makanya jangan nyesal kalau kalian yang masa mudanya militan bangat menjadi kadernya setan,fundamental maksiat,Jago merusak anak gadis orang dan gadis yang suka mengumbar bagian tubuh,biar jadi piala bergilir,dipacari sana-sini padahal "bahenol"(Badan hebat,otak eNol).Hati-hati saja kalau kita termasuk yang beginian.jangan- jangan,nanti kaliann nggak sadar usia makin uzur,tapi belum sempat membuat sejarah. Boro-boro bikin sejarah buat orang lain,buat diri saja masih kacau balau.

Pesan saya buat teman-teman yang emang belum pernah pacaran, atau pun tidak punya waktu luang buat pacaran wkt muda, tidak usah kwatir dan risau, ada saat yang indah dan tepat untuk melakukannya, selagi mudah mari kita isi hidup dengan hal-hal positif, perbaharui hidup dengan hal yang bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, pada negara, dan pada Tuhan, tetap semangat dan berkarya.

Senin, 22 Maret 2010

Visi dan Misi Universitas Gunadarma

Visi Universitas Gunadarma

Pada tahun 2012 Universitas Gunadarma menjadi Universitas berbasis teknologi informasi dan komunikasi terkemuka di Indonesia yang kontribusinya di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat diakui (recognized), baik di tingkat regional maupun internasional.

Misi Universitas Gunadarma

1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang berkualitas dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.

2. Menciptakan suasana akademik yang mendukung terselenggaranya kegiatan penelitian yang bertaraf internasional dan bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia.

3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai ujud pengejawantahan tanggung jawab sosial institusi (university social responsibility).

4. Menyelenggarakan kerjasama dengan pelbagai institusi, baik di dalam maupun di luar negeri.

5. Mengembangkan organisasi institusi dalam rangka merespon pelbagai perubahan yang terjadi.


Visi Fakultas Ekonomi

Pada tahun 2012 Menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi Ekonomi Berbasis Teknologi Informasi Terkemuka di Indonesia yang kontribusinya di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat diakui (recoqnized) baik di tingkat regional maupun internasional.

Misi Fakultas Ekonomi

1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu tinggi di bidang Ekonomi meliputi akuntansi dan manajemen bagi masyarakat sebagai sarana untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, profesional, kompeten dan sesuai dengan kebutuhan saat ini dan akan datang dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.

2. Menciptakan suasana akademik yang mendukung terselenggaranya kegiatan penelitian yang bertaraf internasional dan bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia.

3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai ujud pengejawantahan tanggung jawab sosial.

4. Menyelenggarakan kerjasama dengan pelbagai institusi, baik di dalam maupun di luar negeri.

5. Mengembangkan organisasi institusi dalam rangka merespon pelbagai perubahan yang terjadi.

Kamis, 18 Maret 2010

Menabung itu penting

Menabung bagi sebagian orang yang memiliki dana lebih mungkin suatu hal yang biasa dilakukan, lalu bagaimana bagi sebagian orang yang memiliki dana yang hanya cukup untuk membiayai kebutuhan hidup saja? atau bagi orang yang serba kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidup?

Menabung tiap bulan?
Waduh lagi banyak pengeluaran nih...
Ntar Aja dech utamakn kebutuhan anak dulu...
Anu…... kemaren baru aja ambil kredit mobil...
Susah, harga barang lagi naik semua...
Dll dst dsb dan sejuta alasan lainnya

Capeee dehhh, kapan mulai nabungnya?

Menabung itu sebenarnya sangat mudah, bila anda tahu caranya. Berikut tips mudah menabung:

- Sisihkan dana untuk ditabung terlebih dahulu sebelum Anda membayar kebutuhan hidup lainnya.

- Jadikan tabungan sebagai pos pengeluaran. Masukkan pos tabungan ke dalam pos pengeluaran rutin tiap bulan sama seperti tagihan telepon, transportasi, dan makan.

- Miliki rekening khusus tabungan. Rekening terpisah memungkinkan dana yang terkumpul tidak terpakai untuk pengeluaran lain

- Manfaatkan fasilitas auto debet dari rekening gaji Anda ke rekening tabungan. Dengan begitu Anda tidak perlu repot-repot datang ke bank atau ATM untuk mentransfer atau pemindahbukuan.

- Simpan uang receh. Berbelanjalah hanya dengan uang kertas. Jika Anda mendapat kembalian uang logam, masukkan uang tersebut ke dalam celengan. Jika sudah penuh masukkan ke dalam rekening Anda di bank.

- Naikkan setoran tabungan tiap kali penghasilan naik. Setiap kali Anda mendapat bonus atau THR, sisihkan terlebih dahulu untuk menambah tabungan Anda. Begitu juga ketika gaji naik, maka naikkan juga jatah setoran tabungan Anda.

Tapi bagaimana pun kondisi financial kita, semua itu tergantung bagaimana kita mengatur (memanagenya), jika kita konsisten dengan belajar hidup investasi masa yang akan datang dan berjaga-jaga dengan kebutuhan pengeluaran yang mendadak maka menabung merupakan cara yang baik untuk menyisihkan uang kita....selamat mencoba.

Selasa, 09 Maret 2010

Manajemen Wanita Karir VS Ibu Rumah Tangga

Zaman dulu para wanita diharapkan menikah dengan pria yang sudah bekerja. Era 1960 dan 1970’an, penting bagi orang tua yang akan menikahkan anak perempuannya mengetahui pekerjaan calon mantu laki-lakinya. Pertanyaan pertama dari mereka “Calon suami kerja dimana ? ”. Sementara bagi orang tua pria, yang penting dari calon isteri anaknya adalah berasal dari keluarga baik-baik, siap menjadi Ibu, pintar mengurus suami dan rumah, merawat dan membesarkan anak. Kemudian muncul slogan “emansipasi” dan “persamaan hak asasi”, wanita tidak lagi sekedar menjadi Ibu Rumah Tangga, tapi juga wanita karier. Di era 1980 dan 1990’an, mempunyai anak perempuan yang bekerja menjadi impian dan cita-cita bagi para orang tua. Para orang tua berlomba memberikan dan mendorong putrinya mempunyai pendidikan yang sebaik-baiknya. Mempunyai anak perempuan yang bekerja menjadi bergengsi dan mempunyai citra serta kelas tersendiri.



Saat ini wanita yang bekerja “seakan-akan” menjadi ukuran status dihadapan keluarga calon suami. Semua sudah berubah ! Seorang pria yang akan memperkenalkan calon isterinya harus siap dengan pertanyaan, “ Calon isterinya kerja dimana ?”. Mungkin orang tua pria akan berkernyit atau terdiam (berpikir) jika diberitahu bahwa calon isteri anaknya tidak bekerja, walaupun mempunyai pendidikan dan keluarga yang baik. Bahkan ada yang lebih ekstrem, menjadikan jenis pekerjaan calon isteri bagi anak prianya sebagai syarat untuk menaikkan gengsi keluarga. Jaman sudah berubah ! Syarat mempunyai pekerjaan tidak lagi melekat bagi para calon suami. Para wanita pun berlomba bekerja dan ditanamkan “harus” bekerja. Wanita bekerja menjadi syarat untuk “dihargai” dan “dipandang”, tidak saja untuk dirinya sendiri tapi demi kebesaran, kebanggaan, atau nama baik keluarga.



Para wanita dituntut untuk bekerja !. Para Ibu Rumah Tangga gelisah atau malu jika putrinya yang sudah selesai kuliah belum bekerja. Orang tua berusaha bahkan dengan jalur kompas, melalui koneksi/relasi, atau nepotisme agar putrinya bekerja. Para Ibu ada yang enggan dan malu di dalam pertemuan keluarga atau tetangga jika ditanyakan tentang putrinya yang belum bekerja. Sebaliknya ada orang tua yang begitu bangganya, bahkan berulang-ulang menceritakan pekerjaan putrinya, apalagi jika bekerja di perusahaan/instansi besar dengan posisi dan fasilitas yang baik.



Apa yang ada dalam benak para orang tua dan para putrinya setelah mereka mendapat pekerjaan ?. Akhirnya ungkapan dari seorang Ibu di dalam percakapan dengan teman-temannya yang saya dengar di halaman gereja seusai ibadah minggu membuat saya tersadar.“Ah, nggak lah ya! Kasihan boruku kalau mau dikenalin sama anaknya Eda itu, S-1 kan dia, boruku S-2, bagus lagi kerjanya. Ganteng pun dia tapi sekarang ini nggak itu jaminan nya”. Hmmm, ternyata bagi orang tua tertentu status pekerjaan dan pendidikan putrinya menjadi ukuran pria mana yang sepantasnya bersanding atau berkeinginan melamar putrinya.



Kebetulan saya pernah mendengar seorang Ibu yang memberikan nasihat kepada putrinya yang masih kuliah, “Boruku setelah kuliah harus kerja lah ya ! Supaya nanti dapat suami yang hebat.” Bagi Ibu tersebut adalah semakin baik jenis dan posisi pekerjaan borunya, maka dia akan mendapat hela/mantu laki-laki yang mapan: baik pekerjaan dan status ekonominya. Ada Ibu yang mengeluh kecewa, karena borunya yang S-1 dan karyawan bank swasta akan menikah dengan pria yang bekerja di sebuah perusahaan swasta dengan pendidikan akhir D-3. Beliau merasa borunya salah pilih, hidupnya akan sulit dan merasa perbedaan tingkat pendidikan membuatnya malu dan tidak bersemangat dengan calon mantu laki-laki. Begitupun sebaliknya, seorang Ibu yang menentang rencana perkawinan anak laki-lakinya yang S-1 dan karyawan swasta dengan wanita yang pendidikan terakhirnya juga S-1 tapi tidak bekerja. Beliau mengatakan mereka akan menjadi pasangan yang tidak seimbang, dan juga menyesalkan pilihan putranya, karena di luar sana banyak keluarga yang menawarkan putrinya yang bekerja. Ahh, entahlah ! Tapi bagi saya mereka orang tua yang aneh !



Mengapa wanita (harus) Bekerja ? Tidak aneh lagi saat ini menemukan wanita/para Ibu Batak dengan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga, pedagang asongan, kuli bangunan sampai knek angkutan umum. Jelas pekerjaan itu tidak memerlukan pendidikan di bangku kuliah, jangankan tamat SD, tidak sekolah pun mereka bisa menjadi kuli bangunan. Bagi mereka yang diharapkan dari bekerja hanyalah : cukup bisa makan hari ini. Jika mujur dan ada rejeki untuk menambah kebutuhan biaya sekolah, atau jika umur panjang dan ada keajaiban dapat meluluskan boru mereka sampai tingkat menengah atas. Setelah itu mereka akan berharap dapat mencari pekerjaan sendiri dengan bekal ijasah SMA, minimal karyawan atau kasir atau pramuniaga di toko atau supermarket. Mereka tidak punya target bahwa borunya kelak akan menikah dengan pria yang lebih baik pendidikan atau pekerjaan yang bergengsi. Ada yang mau menikah dengan borunya saja mereka sudah senang, “Asal ma burju tu borukon dohot, bertanggung jawab !”, kalimat itu juga pernah saya dengar dari kerabat yang pekerjaannya menjual pakaian di pasar.



Alasan apa yang mendorong wanita bekerja ? Mungkin jawaban anda ada di diantaranya : Malu dong, sudah sarjana kok nggak kerja. Tidak ingin menjadi beban dan tanggungan orangtua. Ingin membalas pengorbanan dan membahagiakan orang tua. Unjuk kemampuan diri sebagai wanita yang mandiri dan mapan, sekedar mencari status di era emansipasi, wanita modern, supaya bisa beli ini-itu, membeli semua yang dipakai wanita. Tidak mau kalah atau gengsi sama suami, nerima gaji terus, menjadi wanita sukses dalam karier, bekerja karena saya manusia yang memang harus bekerja untuk makan. “Hari gene di rumah ? Nggak lah yau !”. Supaya ada kesibukan, bosan dirumah karena belum ada anak, nggak biasa kerja di rumah jadi harus kerja supaya ada pergaulan dan wawasan, ingin punya uang sendiri, ngatur hidup sendiri. Membantu suami, ya sekedar memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, supaya dapat teman, dan tidak kuper, supaya ada harga diri dihadapan mertua dan keluarga suami, sehingga tidak diremehkan. Atau yang terakhir : supaya dapat jodoh di tempat kerja, dan banyak lagi...